OLEH
M. NOVIDA A
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode
di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947-1991. Persaingan keduanya terjadi di
berbagai bidang yaitu: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi;
militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir
dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir
dengan perang nuklir, walaupun yang akhirnya tidak
terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun
1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk
menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.
Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil
menghancurkan Jerman Nazi pada perang
dunia II, kedua belah pihak berbeda pendapat
tentang bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Selama
beberapa dekade selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar
Eropa dan merambah ke seluruh dunia ketika AS membangun "pertahanan"
terhadap komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi dengan berbagai negara,
terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.
Meskipun kedua negara adikuasa itu tak pernah bertempur
secara langsung, namun konflik di antara keduanya secara tak langsung telah
menyebabkan berbagai perang lokal seperti Perang Korea, invasi Soviet terhadap Hungaria dan Cekoslovakia dan Perang Vietnam. Hasil dari Perang Dingin termasuk (dari beberapa sudut
pandang) kediktatoran di Yunani dan Amerika Selatan. Krisis Rudal Kuba juga adalah akibat dari Perang Dingin dan Krisis
Timur Tengah
juga telah menjadi lebih kompleks akibat Perang Dingin. Dampak lainnya adalah
terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang
dipisahkan oleh Tembok Berlin. Demikianlah masalah perang dingin
berdampak luas bagi negara-negara di dunia dalam berbagai bidang kehidupan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah yang melatarbelakangi
terjadinya perang dingin?
2. Bagaimana proses berlangsungnya
perang dingin?
3. Apakah dampak dari perang dingin
bagi dunia dan Indonesia?
4. Apa yang menyebabkan perang dingin
berakhir serta apa dampaknya bagi perubahan dunia?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
Dengan makalah ini diharapkan kita
sebagai mahasiswa sejarah dapat mengetahui dan memahami apa yang yang dimaksud
dengan perang dingin. Selain itu dapat juga mengetahui mengapa sampai terjadi
perang dingin, negara-negara yang terlibat dalam perang tersebut, serta apa
dampaknya bagi dunia. Sehingga dengan demikian kita dapat mengetahui dan
memahami, dampak baik yang bersifat positif maupun yang berdampak negatif dari
perang dingin yang masih berlanjut sampai saat ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang Perang Dingin
Setelah Perang Dunia II berakhir, muncul beberapa peristiwa
penting yang mempengaruhi kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Peristiwa-peristiwa
itu antara lain yaitu: Pertama, Amerika Serikat muncul sebagai salah satu
negara pemenang perang di pihak Sekutu. Peran Amerika Serikat sangat besar membantu
negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan perekonomiannya setelah
Perang Dunia II. Kedua, Uni Soviet juga muncul sebagai negara besar pemenang
perang dan berperan membangun perekonomian negara-negara Eropa Timur. Ketiga,
munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di wilayah
Eropa.
Perang Dunia II yang berakhir dengan kemenangan di pihak
Sekutu tidak terlepas dari peran Uni Soviet, Uni Soviet membebaskan Eropa Timur
dari tangan Jerman. Sambil membebaskan Eropa Timur dari tangan Jerman, Uni
Soviet mempergunakan kesempatan itu untuk meluaskan pengaruhnya, dengan cara
mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur
seperti di Bulgaria, Albania, Hongaria, Polandia, Rumania, dan Cekoslowakia, sehingga
negara-negara tersebut masuk kedalam pengaruh pemerintahan komunis Uni Soviet.
Uni Soviet mengalami penguatan otoritas yang cukup berarti setelah Perang Dunia
II. Kerjasama diplomatik dengan 52 negara terbentuk pada saat itu. Uni Soviet
pun turut serta dalam Konferensi Paris tahun 1946, untuk membahas nasib
negara-negara bekas sekutu Jerman seperti Italia, Bulgaria, Hungaria, Rumania,
dan Finlandia. Amerika Serikat bersama Uni Soviet juga memprakarsai berdirinya
PBB pada tahun 1945 bersama dengan kekuatan anti-Fasis lainnya. Namun kemesraan
hubungan negara-negara yang tergabung dalam koalisi anti-Fasisme itu tidak
bertahan lamam dan semulus yang diharapkan. Pada tahun 1946, Stalin yang
mengusung ide “Komunisme Internasional” (Komintern) menuduh Inggris dan Amerika
Serikat melancarkan kebijakan-kebijakan internasional yang agresif. Tuduhan ini
dijawab oleh Perdana Menteri Inggris dengan menentang kekuatan yang disebutnya
“Komunis Timur”, yang akhirnya membelah sistem perpolitikan internasional
menjadi dua, yaitu demokratis-kapitalis dan komunis.
Faktor-faktor utama yang menyebabkan Perang Dingin :
1.
Perbedaan Paham
Amerika
Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki paham/
ideologi yang berbeda Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis
sedangkan Uni Soviet berideologi komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang mengagungkan kebebasan
individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur bertentangan
dengan paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa paham itu
dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena
negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya
untuk rakyat.
2.
Keinginan untuk Berkuasa.
AS dan US
mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang baru. AS sebagai
negara kreditor besar membantu negara-negara yang sedang berkembang berupa pinjaman modal untuk
pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran
hasil industrinya dan
dapat menjauhkan pengaruh sosialis komunis.
Masyarakat
miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet
yang mulai kuat ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasional
berupa bantuan
senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi
negara-negara tersebut.
3. Berdirinya Pakta Pertahanan.
Guna mengatasi
berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat berkuasa maka
negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mendirikan pakta pertahanan yang
dikenal dengan nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau
Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Sementara untuk mengimbangi kekuatan NATO
pada tahun 1955 Uni Soviet mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA.
Anggota Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman
Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.
Berdirinya
kedua pakta tersebut menyebabkan muncul rasa saling curiga, ketidakpercayaan,
dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur. Amerika
dituduh menjalankan politik imperialis untuk mempengaruhi dunia sementara Uni
Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi
melalui ideologi komunisme.
Keadaan tersebut
memicu ketegangan kian memuncak sehingga muncullah persaingan senjata di antara
kedua belah pihak. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang
Dingin yang bahkan mengarah pada terjadinya Perang Dunia III.
B.
Berlangsungnya Perang Dingin
1.
Periode
1945-1969
Berakhirnya
Perang Dunia II telah mengubah perkembangan politik dunia. Amerika Serikat dan
Uni Soviet sebagai negara pemenang perang muncul menjadi kekuatan raksasa. Dua
negara tersebut memiliki perbedaan ideologi, Amerika Serikat memiliki ideologi
liberal-kapitalis, sedangkan Uni Soviet berideologi sosialis-komunis. Dalam
waktu singkat memang pernah terjadi persahabatan diantara keduanya, namun
kemudian muncul antagonisme diantara mereka. Ada dua karakter pada periode ini,
Pertama, adanya keprihatinan akan ambisi rivalnya yang menimbulkan pesimisme.
Kedua, Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan kekuatan militer yang sangat
kuat dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan musuhnya dengan senjata atom.
Sehingga
dalam periode ini muncul hal-hal sebagai berikut:
a).
Doktrin Pembendungan Bulan Februari 1946, Stalin memberikan pidato yang
berbicara tentang “tak terhindarnya konflik dengan kekuatan kapitalis. Ia
mendesak rakyat Soviet untuk tidak terperdaya dengan berakhirnya perang yang
berarti negara bisa santai. Sebaliknya perlu mengintensifkan usaha memperkuat
dan mempertahankan tanah air. Tidak lama setelah munculnya tulisan George F
Kennan, diplomat di Kedubes AS di Uni Soviet, yang memaparkan tentang
kefanatikan Uni Soviet, Presiden Harry S Truman mendeklarasikan apa yang
kemudian disebut Doktrin Truman. Doktrin ini menggarisbawahi strategi
pembendungan politik luar negeri AS sebagai cara untuk menghambat ambisi
ekspansionis Uni Soviet. AS juga merekrut sekutu-sekutunya untuk mewujudkan
tujuan itu. Karena menurut teori domino, jika satu negara jatuh maka akan
berjatuhanlah negara-negara tetangga lainnya.
b).
Lingkungan Pengaruh dan Pembentukan Blok Ketidakmampuan sebuah negara adidaya
memelihara ”lingkungan pengaruh” diinterpretasikan sebagai akibat dari program
global negara adidaya yang lain. Misalnya ketika Uni Soviet memasuki Eropa
Timur, para pemimpin AS menilainya sebagai bagian dari usaha Uni Soviet
menaklukan dunia. Begitu pula ketika AS membentuk Pakta ANZUS pada tahun 1951,
para pemimpin Uni Soviet menilainya sebagai bagian dari usaha AS untuk
mendominasi dunia.
Perebutan
lingkungan pengaruh diantara dua negara adidaya ini melahirkan sebuah pola yang
bipolar. AS dan sekutunya merupakan satu polar, sedangkan di polar (kutub) yang
lain muncul Uni Soviet dengan sekutunya. Amerika Serikat dan sekutunya
membentuk Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty
Organization/NATO) yang berdiri pada tanggal 4 April 1949 di Washington, AS.
Apabila salah satu anggota NATO diserang, maka serangan itu dianggap sebagai
serangan terhadap NATO. Di pihak lain, Uni Soviet dan sekutunya membentuk Pakta
Warsawa (Warsawa Pact) pada tanggal 14 Mei 1955 di Praha-Cekoslowakia.sebagai
pertahanan dari blok komunis. Ketegangan antara blok kapitalis dan blok komunis
tidak hanya terbatas di Eropa, melainkan juga meluas diberbagai wilayah,
sebagai bukti diberbagai kawasan pun muncul blok-blok yang memihak salah satu
negara adidaya, di Asia Tenggara dibentuk South East Asia Treaty Organization
(SEATO) pada tanggal 8 September 1954 di Manila, Philipina . SEATO ditujukan
untuk menahan pengaruh komunis di Asia Tenggara, khususnya di Vietnam. Sebagai
salah satu organisasi yang berdiri di Asia Tenggara, negara-negara utama di
Asia Tenggara malah tidak diikutsertakan di SEATO, anggota-anggotanya yang
utama justru negara-negara Blok Barat yang dipimpin oleh AS. Di kawasan Timur
Tengah juga dibentuk Organisasi Pertahanan Timur Tengah (Middle Eastern Treaty
Organization/METO). Sedangkan Uni Soviet juga menjalin kerjasama dengan RRC
pada tahun 1950 untuk menghadapi kemungkinan agresi Jepang sebagai negara di
bawah kendali AS. Serta pembentukan Cominform (The Communist Information
Bureau) di Beograd, Yugoslavia pada tahun 1947. Di sisi lain, kegiatan spionase
juga turut mewarnai Perang Dingin. KGB (Komitet Gusudarstvennoy Bezopasnosti),
dinas rahasia Uni Soviet, dan CIA (Central Intelligence Agency), dinas rahasia
AS selalu berusaha untuk memperoleh informasi rahasia mengenai segala hal yang
menyangkut negara-negara yang berada di bawah pengaruh kedua belah pihak serta
informasi-informasi sensitif mengenai lawannya sendiri.
Selain
berlomba-lomba mencari sekutu dengan Negara lain, Amerika serikat dan Uni
Soviet juga berlomba dalam bidang persenjataan. Hal ini terlihat dari sikap Uni
Soviet yang ingin selalu mengungguli Amerika Serikat maupun sebaliknya.
Misalnya saja, pada tahun 1945 di Amerika dibuat dan digunakan bom atom
terhadap Jepang dan Uni Soviet pun bertekat untuk menciptakan sendiri. Baik Uni
Soviet dan Amerika masing-masing membangun persenjataan besar
Inter-Countinental Rudal Balistik. Amerika membuat bom hidrogen demikian pula
dengan Uni Soviet. Perlombaan senjata berkembang menjadi perlombaan ruang
angkasa yang merupakan kesempatan bagi keduanya untuk menunjukan keunggulan
teknologi mereka.
2.
Periode
1969-1979
Hubungan
Amerika Serikat-Uni Soviet mengalami perubahan drastis dengan terpilihnya
Richard Nixon sebagai Presiden AS. Didampingi penasehat keamanannya, Henry A.
Kissinger, Richard Nixon menempuh pendekatan baru terhadap Uni Soviet pada
tahun 1969. Tidak disangka, ternyata Uni Soviet juga sedang mengambil
pendekatan yang sama terhadap AS. Pendekatan ini lazim disebut détente
(peredaan ketegangan). Sebagai sebuah strategi politik luar negeri, détente merupakan
upaya menciptakan ”kepentingan tertentu dalam kerjasama dan perbatasan, sebuah
lingkungan dimana kompetitor dapat menghambat perbedaan diantara mereka dan
akhirnya melangkah dari kompetisi menuju kerjasama”.
Sebagai
langkah lebih lanjut, pada 26 Mei 1972 Presiden Richard Nixon dan Leonid
Brezhnev menandatangani Strategic Arms Limitation Treaty I (SALT I) di Moskow.
SALT I berisi kesepakatan untuk membatasi persediaan senjata-senjata nuklir
strategis/Defensive Antiballistic Missile System. SALT I juga berisi
kesepakatan untuk membatasi jumlah misil nuklir yang dimiliki oleh kedua belah
pihak, sehingga Uni Soviet hanya diijinkan untuk memiliki misil maksimal 1600
misil, dan AS hanya diijinkan memiliki 1054 misil.
3.
Periode
1979-1985
Setelah 10 tahun dijalankan,
tampaknya Uni Soviet tidak kuat lagi untuk menjalani détente. Akhirnya pada
tahun 1979 Uni Soviet pun menduduki Afghanistan yang sebenarnya mengundang
pasukan Uni Soviet masuk kesana untuk membantu mereka. Aksi semena-mena ini
mengundang reaksi keras dari pihak AS, Presiden AS Jimmy Carter menyatakan,
agresi Uni Soviet di Afghanistan mengkonfrontasi dunia dengan tantangan
strategis paling serius sejak Perang Dingin dimulai. Lalu akhirnya muncullah
Doktrin Carter yang menyatakan bahwa AS berkeinginan untuk menggunakan kekuatan
militernya di Teluk Persia. Setelah Reagan mengambil alih jabatan presiden, ia
juga melancarkan Doktrin Reagan yang mendukung pemberontakan anti-komunis di
Afghanistan, Angola, dan Nikaragua. Para pemberontak ini bahkan diberi istilah
halus ”pejuang kemerdekaan” (freedom fighters). Bahkan AS juga berbicara
tentang kemampuan nuklirnya, termasuk ancaman serangan pertama. Tapi walaupun
di periode ini terjadi ketegangan yang memuncak antara AS dan Uni Soviet,
ternyata masih bisa terjadi perjanjian SALT II (Strategic Arms Limitation
Treaty II) pada pertengahan 1979 di Vienna. Pada saat itu Carter dan Brezhnev
setuju untuk membatasi kepemilikan peluncur senjata nuklir maksimal 2400 unit,
dan maksimal 1320 unit Multiple Independently Targeted Reentry Vehicle (MIRV) .
Dan juga Perjanjian Pengurangan Senjata-senjata Strategis pada tahun 1982 yang
berisi kesepakatan untuk memusnahkan senjata nuklir yang berdaya jarak
menengah. Walaupun sudah banyak dilakukan perjanjian-perjanjian pembatasan
dan/atau pengurangan senjata nuklir, namun berdasarkan data pada tahun 1983
ternyata Uni Soviet memiliki keunggulan yang cukup besar dibandingkan dengan
Amerika Serikat.
4.
Periode
1985-1991
Pada Maret 1985, Gorbachev mulai
memimpin Uni Soviet. Perubahan secara besar-besaran mulai tampak pada masa ini.
Sejak berkuasa, Gorbachev berupaya:
a)
Memperbaiki kehidupan perekonomian
negaranya yang jauh dibawah standar kehidupan negara-negara maju.
b)
Menyadari bahwa kehidupan yang
buruk berpengaruh besar terhadap
kehidupan militernya dan dapat memperlemah kedudukannya dalam percaturan
politik internasional.
c)
Gorbachev tidak ingin menjungkirkan
sosialisme, tetapi berupaya memperkuat sendi sosialisme melalui Glasnot dan
Perestroika.
d)
Uni Soviet harus bertindak berdasarkan prinsip-prinsip sosialisme.
e)
Setiap orang harus menyumbangkan
pikirannya menurut kemampuannya dan ia akan menerima dari negara setara dengan
apa yang dibutuhkannya.
f)
Hubungan dengan dunia luar sangat
diperlukan untuk mencapai tingkat kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
g)
Tahun 1987 mengumandangkan politik
demokrasi, pembaruan, dan keterbukaan yang dikenal dengan Politik Glasnot dan
Perestroika.
Gorbachev berbeda dengan
penguasa-penguasa Uni Soviet sebelumnya, pada tahun 1987 ia berkunjung ke AS
untuk mendekatkan keduanya kedalam sebuah forum dialog. Bahkan pada tahun 1988,
Persetujuan Genewa dicapai dan pada 15 Februari 1989 seluruh tentara Uni Soviet
telah mundur dari Afghanistan.
Komitmen
Gorbachev semakin terlihat saat Uni Soviet tidak menghanyutkan diri dan
mengambil sikap lebih netral dalam Perang Teluk tahun 1990-1991. Bahkan bantuan
untuk Kuba yang telah diberikan selama 30 tahun pun dihentikan pada tahun 1991
oleh Gorbachev. Namun kebebasan dan keterbukaan yang dicanangkan oleh Gorbachev
menimbulkan reaksi keras dari tokoh-tokoh komunis dalam negeri. Puncaknya
terjadi pada Kudeta 19 Agustus 1991 yang didalangi oleh Marsekal Dimitri Yazow
(Menteri Pertahanan), Jenderal Vladamir Kruchkov (Kepala KGB), dan Boris Pugo
(Menteri Dalam Negeri). Namun ternyata kudeta itu gagal karena mendapat
perlawanan dan penolakan dari rakyat Uni Soviet dibawah pimpinan Boris Yeltsin
dan Unit Militer Uni Soviet. Sebagai akibat dari kudeta itu; Latvia, Lithuania,
Estonia, Georgia, Maldova memisahkan diri dari Uni Soviet. Latvia, Listhuania
dan Estonia sendiri berhasil memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada
tanggal 6 September 1991. Akhirnya, Gorbachev mengakui bahwa sistem komunis
telah gagal di Uni Soviet.
Pada akhir
1991, negara Uni Soviet yang telah berumur 74 tahun itupun runtuh dan
terpecah-pecah menjadi beberapa negara yang sekarang termasuk dalam
persemakmuran Uni Soviet (Commonwealth of Independent State/CIS). Runtuhnya
komunisme Uni Soviet mendorong banyak negara-negara bagiannya memerdekakan
diri. Di antara negara-negara tersebut yang gerakan nasionalismenya muslim
adalah Kirgistan, Kazakhistan, Tajikhistan, Checnya dan Uzbekistan. Bubarnya Uni Soviet ini menandai
berakhirnya Perang Dingin dengan kemenangan di pihak AS.
C.
Dampak Perang Dingin
1. Dampak perang dingin bagi dunia
Dampak positif:
v Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi ternyata perang dingin juga membawa
dampak positif pada perekonomian dunia. Baik itu secara sengaja maupun tidak
sengaja. Hal ini ditandai dengan munculnya negara super power. Dengan adanya
negara super power, maka perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang
modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya
dengan cara menginvestasikan modal mereka ke negara-negara berkembang yang upah
buruhnya masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka juga melambung
tinggi.
Namun siapa sangka bahwa hal diatas juga berdampak baik bagi
negara yang ditempati untuk membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan
ekonomi di negara itu juga akan tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam
usaha ekonomi ini. Pada saat itu negara pemilik modal yang berlomba-lomba untuk
menguasai dunia perekonomian, secara tidak langsung juga membawa unsur politik
didalamnya. Sehingga pemilik modal besar mendapatkan keuntungan besar,
sementara negara yang modalnya terbatas keuntungannya juga kecil. Karena itu
munculah istilah globalisasi ekonomi di masyarakat. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dilakukanlah beberapa tindakan seperti misalnya menyatukan mata
uang. Contoh yang sangat terlihat adalah negara-negara di kawasan eropa yang
menyatukan mata uang mereka menjadi euro.
v Bidang Militer
Karena adanya rasa iri di antara negara- negara yang
berseteru, masing-masing negara mulai meningkatkan persenjataannya. Mereka
melakukan hal ini agar tidak kalah dengan negara besar. Dengan begitu
persaingan senjata semakin maju dan berkembang pesat. Itu semua memacu tiap
negara untuk terus mengembangkan pertahanan negaranya masing-masing.
v Bidang Sosial Budaya.
Menyebarnya isu-isu HAM mulai sedikit demi sedikit
mengglobal. Secara langsung adanya undang-undang tentang HAM mulai diakui,
karena itu rakyat menyetujui peresmian HAM itu sendiri. Dengan adanya HAM,
rakyat semakin percaya akan adanya demokrasi dan tidak ada lagi penindasan bagi
kaum lemah.
v Luar angkasa
Perang dingin ini juga membawa pengaruh besar pada
perkembangan keruangangkasaan yang kita miliki. Mungkin jika tidak ada perang
dingin, kita tidak akan tahu bagaimana bentuk tata surya kita. Pada saat itu
kedua negara yang bersengketa saling berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia
bahwa negara merekalah yang paling baik dengan menyebarkan doktrin-doktrin yang
mereka miliki. Karena untuk meningkatkan gengsi negara mereka maka mereka
sama-sama berlomba untuk meluncurkan roket ke luar angkasa. Hasilnya, kita
semua menjadi tahu bahwa sebenarnya kita ada pada tata surya apa, kemudian
bagaimana bentuknya. Terlepas dari siapa yang pertama kali mengabarkan berita
ini, namun dengan adanya perang dingin ini secara tidak langsung juga berdampak
pada perkembangan ilmu pendidikan keruangangkasaan kita.
v Teknologi
Pada masa perang dingin sains dan teknologi yang terpaut
dengan kegiatan militer mendapat sorotan yang lebih dari pemerintah. Pemerintah
bersedia mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan iptek di negara mereka.
Pada periode ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu yang mempelajari dampak sains
pada masyarakat.
Di negara-negara maju, teknologi di era modern bukan lagi
urusan individu atau komunitas berskala kecil. Teknologi modern mempunyai
tujuan-tujuan nasional pada wilayah ideologi, militer, ataupun ekonomi dan
bentuk kesadaran nasional untuk menggali sumber-sumber alam yang ada. Ini juga
bertujuan untuk mewujudkan produksi barang dengan skala yang besar.
Dampak Negatif
Perang Dingin ini juga membawa dampak yang negatif pula,
selama Perang Dingin berlangsung masyarakat mengalami ketakutan akan perang
nuklir yang lebih dahsyat dari perang dunia kedua. Dampak lainnya adalah
terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang
dipisahkan oleh Tembok Berlin.
Dampak
negatif di tiap bidang :
v Bidang Militer
Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat
oleh kedua negara, maka masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa
akan adanya kemungkinan perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua negara yang
bersengketa itu. Saat itu memang sempat beredar kabar bahwa uni soviet sudah
meletakkan nuklir-nuklirnya di kuba dan diarahkan ke Amerika. Mendapat ancaman
nuklir seperti itu Amerika tidak tinggal diam. Amerika kemudian menandatangani
terbentuknya NATO. Ini adalah suatu organisasi pertahanan yang kira-kira menyetujui
tentang perjanjian bahwa apabila salah satu negaranya diserang maka dianggap
sebagai serangan terhadap NATO. Setelah mengetahui hal ini maka pemerintah Uni
Soviet menarik kembali rudal-rudal nuklirnya dari Kuba.
v Bidang Politik
Dampak dalam bidang politik dapat kita lihat dari
dibangunnya tembok berlin di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan
Jerman Timur. Dalam perang dunia kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi
2, yaitu Jerman Barat yang beribukota di Bonn dan Jerman Timur yang beribukota
di Berlin. Negara ini mengalami perpecahan karena adanya 2 paham yang berbeda
berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut jerman barat dan Komunis yang
dianut jerman timur.
Dalam perjalanan pemerintahannya, Jerman barat mengalami
perkembangan yang jauh lebih pesat daripada Jerman timur. Oleh sebab itu,
banyak orang Jerman timur yang memutuskan untuk hijrah ke Jerman barat. Namun
karena saat itu terjadi perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, Uni soviet
merasa tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat. Karena itu
Uni soviet mendanai dan mendukung untuk membangun sebuah tembok yang berada di
kota berlin yang menyebabkan terbelahnya kota itu. Selain itu di tembok ini,
uni soviet juga menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih
berani untuk menyeberang. Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai
simbol bagi perang dingin.
2. Dampak Perang Dingin bagi Indonesia
v Sistem politik-ekonomi Indonesia telah dibawa pada arus
komunisme-sosialisme pada masa Orde Lama. Sementara pada masa Orde baru
berkembang liberalisme-kapitalisme.
v Pada masa akhir dua kepemimpinan di atas, Indonesia
mengambil keterpurukan ekonomi.
D.
Berakhirnya perang dingin
Perang dingin akhirnya berakhir,
karena:
1. Sampai 1980, 11 % GNP Uni Soviet dibelanjakan untuk
kepentingan militer. Uni Soviet mengalokasikan dana besar-besaran bagi negara
yang berada dibawah kekuasaannya agar negara tersebut tidak lepas dari
kendalinya.
2. Tahun
1980, harga minyak jatuh sehingga keadaan ekonomi Uni Soviet yang tidak stabil
benar-benar berhenti. Padahal serbelumnya Uni Soviet sangat tergantung dengan
ekspor minyaknya sementara sejak 1980 minyak tidak mampu membiayai Perang
Dingin.
3. Muncul krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem komunisme.
Dampaknya muncul pemikiran dari para cendekiawan yang
memahami pandangan barat sehingga mendorong munculnya keinginan seperti warga
negara di negara-negara non komunis. Dalam kondisi yang buruk Mikhail Gorbachev (11 Maret
1985) harus memimpin Uni Soviet dengan tugasnya yaitu memperbaiki perekonomian
Uni Soviet yang semakin buruk. Langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan Reformasi
yang terkenal dengan Perestroika dan Glasnost.
PERESTROIKA merupakan restrukturisasi (penataan kembali struktur) yang sudah rusak.
Tujuannya guna mengatasi
stagnasi untuk akselerasi (penyamaan) kemajuan sosial dan ekonomi.
Perestroika merupakan pengembangan menyeluruh dari demokrasi yang diprakarsai
massa. Jadi Perestroika adalah langkah pembaharuan untuk mempersatukan sosialisme dengan demokrasi
melalui keterbukaan politik atau GLASNOST.
Kebijakan ini memberikan dampak yang tidak terduga
sebelumnya yaitu pertentangan sosial di dalam masyarakat muncul. Kelompok yang
bersengketa antara lain sebagai berikut.
a.
Kelompok Moderat, yaitu kelompok yang menyetujui reformasi tetapi
menjalankan komunisme yang disempurnakan.
b.
Kelompok Konservatif, yaitu kelompok yang menentang reformasi dan ingin
mempertahankan komunisme.
c. Kelompok
Radikal, yaitu kelompok
yang mendukung reformasi tetapi ingin meninggalkan komunisme.
4. Pada
19 Agustus 1991, Gennadi Yanayev (pemimpin kelompok konserfatif) melancarkan
kudeta terhadap Gorbachev tetapi upaya ini dapat digagalkan oleh Boris Yeltsin
(pemimpin kelompok
Radikal) sehingga Gorbachev dapat diselamatkan dan nama Yeltsin mulai
melambung di pentas politik Uni Soviet. Yeltsin tidak mampu membendung gelora semangat
Perestroika dan Glasnost terbukti dengan banyaknya negara bagian Uni Soviet
yang melepaskan diri dan menjadi negara merdeka sehingga Runtuhlah
Uni Soviet.
5. Uni Soviet mulai mengurangi kekuatan senjatanya
di Eropa Timur seperti pada 1989 Uni Soviet menarik tentaranya dari
Afghanistan. Akhirnya kekuasaan komunis mulai runtuh di negara-negara Eropa
Timur dimana Jerman kembali bersatu.
6.
Secara resmi Uni Soviet dibubarkan pada 8 Desember 1991
ditandai dengan penurunan
bendera Uni Soviet dan dikibarkan bendera Rusia. Rusia dan
negara-negara bekas Uni Soviet yang lain mulai muncul sebagai negara yang
merdeka. Runtuhnya kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur mengakhiri Perang Dingin.
Uni Soviet merupakan contoh keberhasilan dari ideologi Marxis-Leninis yang
diaktualisasikan menjadi negara.
Berakhirnya perang
dingin memberi dampak luas bagi perubahan dunia, yaitu antara lain:
a) Terjadinya perubahan di Eropa Timur, Rusia dan Jerman
dalam upaya mengakhiri kekuasaan komunis dan dominasi Uni Soviet di daerah
tersebut.
b) Muncul perubahan politik dan ekonomi dunia yang
menimbulkan terciptanya hubungan secara menyeluruh (global) maupun kawasan
(regional), yang terlihat dengan:
· Kebangkitan Jepang.
Setelah perekonomian Jepang lumpuh akibat perang dunia II
dan serangan sekutu terhadap kota Jepang maka rakyat Jepang mulai bangkit untuk
membangun kembali ekonomi negara yang hancur tersebut.Dalam perkembangannya
Jepang mampu memanfaatkan segala dukungan dan bantuan Amerika Serikat bahkan
akhirnya Jepang mampu mengambil alih fungsi-fungsi ekonomi global yang
disandang Amerika Serikat dan mampu memberikan bantuan ekonomi bagi negara di
kawasan Asia Pasifik. Hingga akhirnya Jepang mampu mendominasi kedudukan di
daerah Asia-Pasifik sebagai pasar impor, penyedia bantuan luar negeri, dan
sumber investasi asing yang dia pertahankan hingga sekarang.
· Berdirinya Group of Seven,(Perancis,
Jerman Barat,Jepang,Inggris,Amerika Serikat,Kanada dan
Italia yang bergabung untuk memecahkan masalah ekonomi dunia).
Berdirinya European Union
(bentuk kerja sama ekonomi antara negara Eropa Barat).
· Berdirinya Gerakan Nonblok.
· Berdirinya ASEAN (stabilitas politik regional dan
pembangunan ekonomi masing-masing negara anggota).
· Berdirinya APEC, dan
· Berdirinya OKI.
c)
Muncul ketergantungan satu sama lain sehingga terjadi
transformasi kekuasaan silih berganti.
d)
Terbentuklah tatanan dan nilai baru di dunia yang lebih
damai, aman dan sejahtera.
e) Terbentuk
hubungan kerjasama antara kedua blok yaitu blok utara dan blok selatan
f) Berakhirnya
Perang Dingin mampu mengakhiri semangat sistem hubungan internasional bipolar
(melibatkan 2 blok yaitu blok barat dan timur) dan berubah menjadi sistem
multipolar.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah
di atas dapat disimpulkan bahwa:
v Perang
dingin merupakan perang ideologi (tanpa senjata) yang terjadi antara Amerika
Serikat (blok barat) dengan Uni Soviet (blok timur) sebagai akibat dari
berakhirnya perang dunia II. Pertikaian maupun persaingan terjadi dalam
berbagai bidang.
v Faktor
utama yang menyebabkan perang dingin antara lain; adanya perbedaan
paham/ideologi antara Amerika Serikat (Liberal-kapitalis) dan Uni Soviet
(Komunis), adanya keinginan untuk berkuasa, serta berdirinya pakta pertahanan
yang mengakibatkan timbulnya rasa saling curiga, ketidakpercayaan, dan
kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur.
v Perang
dingin berlangsung selama kurang lebih selama 46 tahun yaitu dari tahun
1945-1991. Selama kurun waktu tersebut Amerika Serikat maupun Uni Soviet
berlomba-lomba menyebarkan pengaruh/ ideologi yang mereka anut ke berbagai
negara baik di Eropa maupun Asia. Dalam pelaksanaan perang Amerika Serikat
maupun Uni Soviet selalu berada di belakang negara-negara yang bertikai.
v Perang
dingin membawa dampak bagi dunia maupun Indonesia, baik dampak positif maupun
negatif telah terjadi di berbagai bidang.
v Berakhirnya
perang dingin ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet pada 8 Desember 1991 yang di
sebabkan oleh beberapa hal, antara lain besarnya dana yang dibutuhkan Uni
Soviet untuk keperluan militer, keadaan ekonomi Uni Soviet yang tidak stabil, muncul krisis
kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem komunisme, dan Uni Soviet mengurangi kekuatan bersenjatanya di Eropa Timur
sehingga kekuasaan komunis mulai runtuh.
v Berakhirnya perang dingin membawa dampak yang luas bagi dunia,
diantaranya: muncul perubahan politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan terciptanya
hubungan secara menyeluruh (global) maupun kawasan (regional),
dll.
B.
SARAN
Sebagai mahasiswa
khususnya mahasiswa sejarah, kita wajib mengetahui serta memahami permasalahan
yang sebenarnya yang terjadi pada perang dingin, bagaimana jalannya perang
dingin serta dampak yang timbul akibat perang dingin baik bagi dunia secara
universal maupun bagi Indonesia. Sehingga dengan demikian kita dapat mengambil
makna dari peristiwa perang tersebut dan diharapkan kita dapat menghindari
segala bentuk pertikaian yang mungkin terjadi di sekitar kita, karena walaupun
selalu ada pihak yang dirugikan jika terjadi pertikaian.
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, taufik.
2009. Mengenal Benua Eropa.
Yogyakarta: Ar- ruzz media.
http://rinahistory.blog.friendster.com/2009/03/perang-dingin/
Setya, W. 2008. Perang Dingin. Semarang: PT Begawan ilmu.
|